BAB I
PENDAHULUHAN
Hidup ini mungkin akan berjalan dengan lebih semarak kalau saja kualitas
keunggulan para great performers bisa dengan mudah di-replikasi ke banyak orang.
Tidakkah sebuah kenyataan yang indah jika saja misalnya, kita bisa mengkloning
Bill Gates menjadi 10, atau mengkloning seorang Rudy Hartono menjadi 100?
Meski tidak sama persis dengan proses kloning, dalam ilmu perilaku manusia
(human behavior) sesungguhnya telah lama dikenal teknik untuk melakukan proses
replikasi atau duplikasi atas keunggulan semacam itu. Para pakar human behavior
menyebutnya sebagai proses modeling. Esensi modeling ini mungkin mirip-mirip
dengan kloning : yakni bagaimana kita mengekstrak benih-benih keunggulan dari
seorang manusia (yang dianggap hebat), untuk kemudian mencangkokkan benih itu
kepada manusia lainnya. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang kedokteran telah menghilangkan ketidakniscayaan itu. Melalui teknologi kloning, siapapun bisa diduplikasi.Ciri-ciri manusia adalah selalu ingin mengetahui rahasia alam, memecahkannya dan kemudian mencari teknologi untuk memanfaatkannya, dengan tujuan memperbaiki kehidupan manusia. Kualifikasi tanaman pangan, penangkaran ternak, dan perbaikan teknologi berburu atau mencari ikan adalah satu manifestasi ciri manusia tersebut. Semuanya dikembangkan dengan menggunakan akal, atau rasio, yang merupakan salah satu keunggulan manusia dibanding makhluk hidup lainnya. Sampai sekarangpun ciri watak manusia itu masih terus berlangsung.
1
Satu demi satu ditemukan teknologi baru untuk memperbaiki kehidupan manusia agar lebih nyaman, lebih menyenangkan, dan lebih memuaskan.
Tanaman pangan dan ternak yang dipelihara selalu direkayasa agar menghasilkan produk pangan yang lebih baik, lebih enak dan lebih banyak. Dikembangkan teknologi kawin silang, hibrida, cangkok, dan sebagainya untuk mencapai keinginan itu. Dengan ditemukannya alat-alat bantu yang lebih canggih, seperti misalnya mikroskop dan media pembiakan di laboratorium, rekayasa itu dilakukan dalam tingkat yang lebih kecil, sehingga ditemukan tanaman pangan tahan lama dan ternak dengan reproduksi susu yang lebih tinggi. Itulah awal dari pengembangan rekayasa genetika, kemudian dunia menjadi gempar setelah munculnya publikasi tentang kloning biri-biri “Dolly terutama menyangkut bagaimana pandangan agama Kristen terhadap kloning manusia. Walaupun pekloning manusia sangat jarang diumumkan di media- media cetak atau ditelevisi tetapi tetap saja bisa tercium oleh orang lain. Pertanyaan yang muncul adalah
apakah boleh dilakukan pengkloning manusia. Dan bagaimana pandangan orang Kirsten terhadap pengkloningan manusia di perbolehkan atau tidak?
makalah ini akan dkemukakan tentang apakah kloning itu, lalu bagaimana proses bioteknologi tersebut, dan bagaimana pandangan umat kristen terhadap kloning manusia tersebut.
2
BAB II
APA YANG DIMAKSUD DENGAN KLONING
Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang identik secara genetik. Kloning merupakan proses reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan. Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme. Arti lain kloning digunakan pula di luar ilmu-ilmu hayati. Kata ini diturunkan dari kata clone atau clon, dalam bahasa Inggris, yang juga dibentuk dari kata bahasa Yunani, κλῶνος ("klonos") yang berarti "cabang" atau "ranting", merujuk pada penggunaan pertama dalam bidang hortikultura sebagai bahan tanam dalam perbanyakan vegetatif
Secara etimologi, istilah Kloning atau klonasi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Klonus yang berarti ranting, stek atau cangkok. Sedangkan secara terminologi Kloning (klonasi) adalah teknik pembiakan vegetatife atau reproduksi aseksual (tanpa pertemuan sel sperma dan ovum) dengan kode genetic yang sama dengan induknya, pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan, maupun manusia. Individu baru hasil kloning tersebut disebut klon.
Kata klon digunakan dalam dua pengertian : (1) klon sel yang artinya menduplikasi sejumlah sel dari sebuah sel lain yang identik sifat-sifat genetiknya, dan (2) Klon gen atau molekular, yang
Kata klon digunakan dalam dua pengertian : (1) klon sel yang artinya menduplikasi sejumlah sel dari sebuah sel lain yang identik sifat-sifat genetiknya, dan (2) Klon gen atau molekular, yang
1. "Human Cloning", Halaman :45-47
3
artinya sekelompok salinan gen yang bersifat identik yang direplikasikan dari satu gen ke gen lainnya. Ditinjau dari cara kerja dan tujuannya, Kloning dapat dibedakan atas 3 macam: Kloning embriologi (embrional cloning), Kloning DNA dewasa (Adult DNA Clonning) / Kloning reproduksi (reproductive cloning) dan Kloning terapetik (therapeutic cloning).
Kloning pada tumbuhan telah berlangsung sejak lama dan banyak dilakukan khususnya dibidang pertanian dengan tujuan untuk memperbanyak tanaman melalui stek atau cangkok sehingga dihasilkan sejumlah tanaman yang sama sifatnya, Sekarang teknologi Kultur jaringan. tumbuhan (In Vitro) telah berkembang dengan pesat sehingga kloning pada tumbuhan selangkah lebih maju jika dibandingkan dengan kloning pada hewan. Hal ini karena sifat totipotensi sel tumbuhan, baik sel somatik maupun sel embrional pada umumnya lebih mudah untuk melakukan diferensiasi membentuk organ dan individu baru (klon) daripada sel hewan. Disamping itu dampak sosial, etika maupun moral pada kloning tumbuhan selama ini dipandang lebih ringan dibandingkan pada hewan.
Sebenarnya kloning juga seringkali terjadi di alam dan umumnya dilakukan oleh organisme dalam rangka melestarikan jenisnya. Kloning alami tersebut banyak dilakukan oleh organisme uniseluler dengan cara membelah diri (reproduksi aseksual) seperti pada Bakteri, Amoeba, Paramaecium, dan Protozoa lainnya pada kondisi lingkungan yang sesuai, sedangkan pada organisme multiseluler (hewan tingkat rendah) dapat kita lihat pada cacing Planaria sp. serta pada hewan-hewan partenogenetik lainnya seperti pada lebah dan beberapa jenis serangga. Kloning alami pada tumbuhan dapat dengan jelas kita amati pada tanaman Cocor Bebek.
Meskipun reproduksi aseksual (kloning) dapat berlangsung dengan cepat, tetapi tidak selamanya
Kloning pada tumbuhan telah berlangsung sejak lama dan banyak dilakukan khususnya dibidang pertanian dengan tujuan untuk memperbanyak tanaman melalui stek atau cangkok sehingga dihasilkan sejumlah tanaman yang sama sifatnya, Sekarang teknologi Kultur jaringan. tumbuhan (In Vitro) telah berkembang dengan pesat sehingga kloning pada tumbuhan selangkah lebih maju jika dibandingkan dengan kloning pada hewan. Hal ini karena sifat totipotensi sel tumbuhan, baik sel somatik maupun sel embrional pada umumnya lebih mudah untuk melakukan diferensiasi membentuk organ dan individu baru (klon) daripada sel hewan. Disamping itu dampak sosial, etika maupun moral pada kloning tumbuhan selama ini dipandang lebih ringan dibandingkan pada hewan.
Sebenarnya kloning juga seringkali terjadi di alam dan umumnya dilakukan oleh organisme dalam rangka melestarikan jenisnya. Kloning alami tersebut banyak dilakukan oleh organisme uniseluler dengan cara membelah diri (reproduksi aseksual) seperti pada Bakteri, Amoeba, Paramaecium, dan Protozoa lainnya pada kondisi lingkungan yang sesuai, sedangkan pada organisme multiseluler (hewan tingkat rendah) dapat kita lihat pada cacing Planaria sp. serta pada hewan-hewan partenogenetik lainnya seperti pada lebah dan beberapa jenis serangga. Kloning alami pada tumbuhan dapat dengan jelas kita amati pada tanaman Cocor Bebek.
Meskipun reproduksi aseksual (kloning) dapat berlangsung dengan cepat, tetapi tidak selamanya
2. "Human Cloning", Halaman :50-51
4
menguntungkan bagi kelestarian jenisnya. Hal ini karena individu yang sama sifatnya umumnya mempunyai kemampuan untuk menanggulangi perubahan lingkungan yang sama pula, sehingga apabila terjadi perubahan lingkungan yang tidak menguntungkan (drastis), maka besar kemungkinan organisme tersebut akan mati serta musnah jenisnya dari alam. Secara singkat dapat dikatakan bahwa kloning telah terjadi sejak lama di alam dan merupakan sistem alami yang telah tertata dengan rapi sehingga terjadi keseimbangan ekosistem. Pada akhirnya pengetahuan tentang kloning tesrsebut dimanfaatkan manusia untuk memperoleh jenis-jenis tanaman dan hewan unggul, serta diupayakan juga untuk melestarikan tumbuhan maupun hewan langka dari kepunahan.
A. Cara / Proses Mengkloning
Kloning membutuhkan sel-sel DNA dan embrio untuk dapat berhasil. Pertama-tama DNA dikeluarkan dari inti sel makhluk itu. Materi itu, yang mengandung kode informasi genetik, kemudian ditempatkan dalam inti dari sel embrio. DNA dari sel yang menerima informasi genetik yang baru harus disingkirkan supaya bisa menerima DNA baru. Kalau sel menerima DNA baru, maka embrio duplikat akan terbentuk. Namun sel embrio bisa saja menolak DNA baru dan mati. Juga sangat mungkin bahwa embrio itu tidak dapat bertahan hidup setelah informasi genetik yang asli dikeluarkan dari intinya. Dalam banyak kasus, ketika kloning diupayakan, beberapa embrio digunakan sekaligus untuk meningkatkan peluang keberhasilan penanaman materi genetik yang baru. DNA makhluk hidup yang akan digandakan (dibuat tiruannya), diambil dari sel tubuh bagian mana saja dari organisme yang dimaksud. DNA
5
tersebut lalu diletakkan di dalam sel telur makhluk hidup lain dari spesies yang sama. Segera
setelah itu, telur diberikan kejutan (listrik - penerj.) sehingga telur tersebut langsung mulai membelah diri. Embrio yang dihasilkan kemudian diletakkan dalam rahim suatu makhluk hidup, tempat di mana embrio tersebut akan terus membelah diri lalu Para ilmuwan menantikan perkembangan dan kelahiran embrio tersebut.
3. Transplantasi Organ, dan Eksperimen pada Hewan: (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2004), Cet. I, hal. 109.
4. Human Cloning", Halaman :58
6
Konsep dasar proses kloning manusia ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Seorang wanita mendonorkan sel telurnya untuk digunakan dalam proses kloning.
Inti sel telur tersebut (nukleusnya) dikeluarkan sehingga menjadi telur tanpa inti
7
(enucleated egg). Sel tubuh manusia yang akan di’fotokopi’ kemudian
dimasukkan (fuse) dalam telur yang sudah tidak mempunyai inti tadi. Proses fusi
ini dilakukan dengan bantuan arus listrik. Saat sel itu sudah bersatu dengan telur,
terbentuklah embrio yang kemudian ditumbuhkan dalam rahim wanita dan
dilahirkan seperti manusia biasa. Bedanya adalah DNA (DeoxyriboNucleic Acid)
bayi ini sama persis dengan DNA manusia yang diambil sel tubuhnya untuk
di’fotokopi’ tadi. Sel yang diklon ini mengandung informasi genetika atau DNA
manusia sehingga saat ditanamkan dalam telur akan membentuk embrio yang
memiliki kode genetika yang sama persis. Saat bayi itu tumbuh besar penampilan,
suara, dan sifatnya menjadi sama persis sehingga tampak seperti hasil ‘fotokopi’.
Bahkan saudara kembar tidak pernah benar-benar persis satu sama lain karena
mereka pasti memiliki DNA atau kode genetik yang berbeda.
Konsep kloning sel hampir sama dengan kloning manusia secara
keseluruhan. DNA manusia ditanamkan dalam sel telur yang sudah tidak memiliki
inti (enucleated egg). Sesudah proses fusi yang menggunakan listrik ini terjadilah
pembelahan sel sehingga terbentuk embrio. Sel-sel stem (stem cells) dikeluarkan
dari embrio dan kemudian ditumbuhkan untuk membentuk berbagai sel tubuh,
misalnya sel darah, sel syaraf, sel otot jantung, dan sebagainya. Sel-sel ini
kemudian disuntikkan kembali pada tubuh sehingga dapat membentuk berbagai
jaringan tubuh.
Stem cells merupakan sel-sel yang tidak memiliki ciri khusus seperti selsel
5. , Lahore: Premier Book House, t.th.), hal. 297-310
6. , Yogyakarta: PP Muhammadiyah Majlis Tarjih danPengembangan Pemikiran Islam, 1997), hal. 16-17.
8
jaringan tubuh (specialized cells). Sel darah merupakan salah satu contoh
specilized cells karena sel-sel darah memiliki karakteristik khusus yang berbeda
dengan karakteristik sel syaraf, yang juga merupakan specialized cells. Stem cells
merupakan unspecialized cells yang memiliki kemampuan untuk memperbaharui
diri secara terus-menerus (melalui proses pembelahan sel) dalam periode yang
cukup lama. Apa istimewanya sel ini? Justru karena masih merupakan
unspecialized cells, sel-sel ini dapat diinduksi menjadi berbagai sel yang memiliki
fungsi khusus atau menjadi specialized cells. Ini sangat bermanfaat saat ada selsel
tubuh atau organ yang mengalami kerusakan atau sakit. Saat dibutuhkan
transplantasi organ biasanya kita kerepotan mencari donor yang paling sesuai
untuk meminimalisasi resiko terjadinya penolakan oleh tubuh. Sel atau organ hasil
kloning memiliki DNA yang sama dengan organ aslinya. Jika kita menggunakan
sel atau organ hasil kloning ini untuk menggantikan organ asli yang rusak atau
sakit itu maka kemungkinan terjadinya penolakan tubuh semakin diperkecil
karena tubuh akan mengenali sel atau organ tersebut sebagai organ yang sama.
Bedanya, organ baru itu tersusun dari sel-sel yang sehat sehingga bisa
menyelamatkan hidup pasien. Mengapa organ hasil kloning ini bisa sehat padahal
organ aslinya rusak? Di sinilah ilmu fisika ikut membantu perkembangan biologi
dan dunia kesehatan! Proses kloning sel dan organ tubuh ini melibatkan tahap rekayasa, mutasi,
7. Indianapolis: American Trust Publication, 1991.Hughes,
9
dan rekombinan DNA. Segala kerusakan bisa diperbaiki dengan rekayasa di
laboratorium yang melibatkan berbagai teknologi canggih. Teknologi fisika inilah
yang menjadi tumpuan harapan para pasien dalam mendapatkan organ dan sel
tubuh baru yang sama dengan organ asli di tubuh mereka, tetapi sudah bebas dari
berbagai kerusakan. Dengan teknologi ini pasien tidak perlu lagi menggantungkan
harapan pada donor organ yang belum tentu mudah didapatkan.
B. ALASAN DAN TUJUANNYA.
- MEMPERBAIKI KETURUNAN / UNTUK MENGEMBANGKAN DAN MEMPERBANYAK BIBIT UNGGUL
Kloning terhadap manusia (Eve) merupakan sebuah keberhasilan para ilmuwan Barat dalam memanfaatkan sains yang akhirnya mampu membuat sebuah kemajuan pesat – yang telah melampaui seluruh ramalan manusia. Betapa tidak, cara ini dianggap sebagai jalan untuk memperbaiki kualitas keturunan: lebih cerdas, kuat, rupawan, ataupun untuk memperbanyak keturunan tanpa membutuhkan proses perkembangbiakan konvensional.
Revolusi kloning manusia ini semakin memantapkan dominasi sains Barat terhadap kehidupan manusia.
- UNTUK PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Manfaat Kloning terutama dalam rangka pengembangan Biologi, Khusunya Reproduksi - embrioologi dan Diferensiasi.
- UNTUK TUJUAN DIAGNOSTIK DAN TERAPI
Sebagai contoh jika sepasang suami istri di duga akan menurunkan penyakit genetika Thalasemia
10
Mayaor. Dahulu pasangan tidak di anjurkan untuk tidak mempunyai anak . Skarang mereka dapat di anjurkan menjalani terapi gen dengan terlebih dahulu di buat klon pada tingkat blastomer. Jika ternyata salah satu klon blastomer tersebut mengandung kelainan gen yang menjurus ke thalasemia mayor , maka dianjurkan untuk melakukan terapi gen pada blastomer yang lain ,sebelum di kembangkan menjadi blastosit
Contoh lain: lain adalah mengkultur sel pokok ( stem cells) in vitro ,membentuk organ atau jaringan untuk mengantikan organ atau jaringan yang rusak.Inilah tujuan utama penelitian-penelitian kloning manusia.Terapi kesehatan yang memanfaatkan proses kloning sel ini (therapeutic cloning) mendapat banyak perhatian dunia. Ada begitu banyak yang dijanjikan
oleh pengembangan baru dunia kesehatan ini, terutama dalam hal penyembuhan
penyakit-penyakit yang berkaitan dengan proses degenerasi sel-sel tubuh. Salah
satu contohnya adalah penyakit Parkinson yang sudah banyak menyerang
beberapa tokoh terkenal dunia seperti petinju legendaris, Mohammad Ali, dan
aktor yang membintangi tiga film fiksi ilmiah Back to The Future yang sangat
sukses, Michael J. Fox. Parkinson’s Disease (PD) merupakan penyakit
degeneratif yang menyebabkan hilangnya sel-sel syaraf yang memproduksi
dopamine. Terapi pengobatan PD yang menggunakan kloning sel ini dapat
mengembalikan harapan para penderita penyakit yang menyerang 2% penduduk
dunia yang berusia 65 tahun ke atas. Penelitian menunjukkan bahwa PD
merupakan penyakit pertama yang dapat disembuhkan dengan therapeutic cloning.
Begitu pula dengan penyakit yang juga menyerang usia tua, Alzheimer. Masa
8. "Bioteknologi Kloning: Kloning Manusia dan AgamaHal:142
11
depan dunia kesehatan menjadi semakin cerah dengan adanya potensi teknologi
ini.
Bagi para peneliti yang lebih ambisius, kloning manusia secara
keseluruhan tampak begitu menarik. Ada yang melihat kloning sebagai salah satu
cara mendapatkan keturunan yang lebih sempurna karena bisa melakukan
rekombinan DNA. Ada pula yang ingin menghidupkan kembali salah satu
anggota keluarga yang sudah meninggal. Ada yang melihat teknologi ini sebagai
jawaban manusia atas masalah yang selama ini di luar kekuasaan manusia, yaitu
kematian. Dengan melakukan kloning kematian bisa ditaklukkan. Apa pun
motivasinya, masalah etika tetap harus diperhitungkan. Teknologi yang begitu
hebat ini jangan sampai disalahgunakan demi keuntungan dan keegoisan manusia.
Ambisi-ambisi yang mengerikan telah mencoreng kehebatan teknologi ini.
Semoga saja tujuan awal dikembangkannya teknologi ini dapat kembali
menyadarkan para peneliti yang hanya menginginkan keuntungan bagi dirinya
sendiri. Karena tujuan utama dikembangkan teknologi ini adalah untuk membantu
manusia dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan, bukan untuk bermain
menjadi Tuhan
9. Bioteknologi Kloning: Kloning Manusia dan AgamaHal:144
10. Surat Kabar Nasional, Republika Thn 1995
12
BAB III
PANDANGAN DARI SISI IMAN KRISTEN
Pandangan Kristen mengenai proses kloning manusia dapat ditelaah dalam terang beberapa prinsip Alkitabiah. Pertama, umat manusia diciptakan dalam rupa Allah, dan karena itu, bersifat unik. Kejadian 1:26-27 menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah, dan bersifat unik dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan lainnya. Jelaslah bahwa itu adalah sesuatu yang perlu dihargai dan tidak diperlakukan seperti komoditas yang dijual atau diperdagangkan. Sebagian orang mempromosikan kloning manusia dengan tujuan untuk menciptakan organ pengganti untuk orang-orang yang membutuhkan pengcangkokan namun tidak dapat menemukan donor yang cocok. Pemikirannya adalah mengambil DNA sendiri dan menciptakan organ duplikat yang terdiri dari DNA itu sendiri akan sangat mengurangi kemungkinan penolakan terhadap organ itu. Walaupun ini mungkin benar, masalahnya melakukan hal yang demikian amat merendahkan kehidupan manusia. Proses kloning menuntut penggunaan embrio manusia; dan walaupun sel dapat dihasilkan untuk membuat organ yang baru, untuk mendapatkan DNA yang diperlukan beberapa embrio harus dimatikan. Pada hakikatnya kloning akan “membuang ” banyak embrio manusia sebagai “barang sampah,” meniadakan kesempatan untuk embrio-embrio itu bertumbuh dewasa. Mengenai apakah klon memiliki jiwa, kita lihat kembali pada penciptaan hidup. Kejadian 2:7 mengatakan, “Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.” Inilah gambaran Allah
12. W.R.F.Browning. Kamus Alkitab . PT BPK GUNUNG MULIA.
13
menciptakan jiwa manusia. Jiwa adalah siapa kita, bukan apa yang kita miliki (1 Korintus 15:45). Pertanyaannya adalah jiwa seperti apa yang akan diciptakan oleh kloning manusia? Ini bukanlah pertanyaan yang dapat kita jawab saat ini.
Keberhasilan tim Roslin Institute, Skotlandia, yang dipimpin Dr. Ian Wilmut menghasilkan Dolly, sebuah copy domba melalui teknik kloning telah menggemparkan dunia awal Maret 1997 yang lalu. Temuan itu menghebohkan baik karena terobosan keilmuannya maupun kemungkinan dampak yang ditimbulkannya. Dolly merupakan produk revolusi bioteknologi, karena makhluk baru itu dibiakkan dengan memakai sel tubuh makhluk dewasa, bukan melalui pembuahan sebagaimana proses reproduksi alami. Time (10 Maret 1997) menyebutkan, "Dolly merupakan bukti hidup bahwa sel tubuh dewasa dapat dikembalikan ke dalam fase embrio untuk menghasilkan makhluk baru secara utuh." Tak pelak lagi kontroversi di seputar Dolly pun merebak di seluruh jagad. Pertanyaan yang segera muncul, akankah manusia dibuat klonnya?
Dolly tak hanya membuat geger dunia ilmiah. Gaungnya bergema lebih jauh ke bidang moral, etika, teologi dan politik. Bahkan Time menyebutnya sebagai isu yang telah melahirkan debat kultural. Tak kurang dari Presiden Amerika dan Paus, pemimpin umat Katolik sedunia ikut bicara menanggapi penemuan fantastis itu. Presiden Clinton berkomentar, "Stop, kita tidak bisa memPermainkan Tuhan." Sementara Paus Yohanes Paulus II melontarkan kritik terhadap orang-orang yang, menurutnya, telah mengkhianati semua hal dengan menginjak-injak martabat manusia demi kekuasaan dan uang (Kompas, 9 Maret 1997). Maka, terbuktilah pernyataan Lane
13.Richard M.Sipley. Mengerti Kesembuhan Ilahi. Yayasan Kalam Hidup.Hal :164
14
P. Lester dan James C. Hefley dalam Cloning-Miracle or Menace (1980), yang pada saat terbitnya buku itu isu ini masih samar, "Manipulasi genetik adalah salah satu isu moral yang paling dramatis untuk generasi kita."
Untuk membahas kloning dari perspektif teologis dan etika Kristen, berikut ini hasil wawancara dengan tiga ahli: Dr. Rolf Hille, rektor Albrecht-Bengel Haus, Tiibingen (Jerman), Prof. Dr. J.E. Sahetapy, S.H, M.A., guru besar hukum pidana Fakultas Hukum Universitas Airlangga (Surabaya) dan Dr. Singgih Widjaja, kepala Laboratorium Genetika Klinik RS. Anak dan Bersalin Harapan Kita (Jakarta). Yusak Jore Pamei dari Pelita Zaman menuliskan hasil wawancara ini sekaligus meramunya dengan bahan dari berbagai sumber.Kemajuan-kemajuan yang dicapai dalam sains dan teknologi telah melahirkan isu-isu bioetis yang baru. Inseminasi buatan, bayi tabung, ibu titipan, transplantasi organ, hewan transgenik serta berbagai bentuk manipulasi genetik yang merupakan produk bioteknologi yang benar-benar telah merupakan realitas medis masa kini. Di antara sekian banyak produk bioteknologi itu, kloning paling hangat diperdebatkan para teolog dan etikawan Kristen, terutama di negara-negara maju di kawasan Eropa Barat dan Amerika Serikat. "Bila di bidang doktrin masalah Kristologi tentang siapa sesungguhnya Yesus menjadi topik yang paling hangat diperdebatkan para teolog, maka masalah kloning dan rekayasa genetika adalah isu yang paling hangat dalam bidang etika," demikian Rolf Hille. Menurutnya, kemungkinan kloning pada manusia bukan hanya berdampak etis moral dan legal, tapi lebih jauh, secara teologis yakni hal yang sangat substansial yaitu bagaimana manusia melihat hubungan antara dirinya sebagai makhluk dengan Allah sebagai Pencipta.Hille menegaskan bahwa Alkitab jelas mengajarkan bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagai citra
15
Allah secara khusus, lain dari proses penciptaan benda dan makhluk lain. Manusia adalah ciptaan yang merupakan ide asli dari Allah. Bertolak dari kebenaran ini, kloning pada manusia bertentangan dengan Alkitab dan merupakan bentuk pelanggaran manusia terhadap lingkup kedaulatan Allah sebagai Pencipta hidup. Bila itu diterapkan sebatas hewan dan tumbuhan demi kepentingan riset dan kesoktahuan manusia, kloning dan pelbagai bentuk produk rekayasa genetika masih bisa diterima, tandas Hille, guru besar teologia sistematika ini. "Bukankah Tuhan memberi amanat dan mandat kepada manusia untuk menguasai dan mengelola alam ciptaan termasuk hewan dan tumbuhan?" Menurutnya, kloning pada manusia tidak dibenarkan Alkitab sekalipun demi alasan riset ilmiah dan kepentingan medis.Hille mengakui bahwa sebagaimana isu-isu bidang etika yang lain, diperlukan kejelian dan kehati-hatian dalam menanggapi masalah kloning, apalagi tidak semua isu itu dapat ditemukan jawabnya secara eksplisit dalam Alkitab. Namun, Alkitab dengan jelas mengajarkan kebenaran tentang hukum dan kedaulatan Allah atas hidup manusia.Selain melanggar kewenangan Allah sebagai pencipta, kloning pada manusia merupakan pelanggaran serius terhadap harkat dan martabat manusia yang diciptakan Allah sebagai makhluk termulia dan unik. "Tuhan telah menetapkan manusia untuk berkembang biak secara alami melalui proses perkawinan. Lagi pula manusia diciptakan secara tunggal dan satu-satunya, bukan duplikasi," tandas Hille yang juga menjabat Ketua Komisi Teologi World Evangelical Fellowship itu. "Ketunggalan berarti hubungan antara Allah dengan pribadi adalah tunggal adanya. Allah punya hubungan historis tersendiri dengan setiap orang dan ini tidak boleh diduplikasi secara proses teknis." Hille menegaskan bahwa Tuhan menciptakan manusia agar
14. James G.Friesen ,Ph.D ,Dari hati yang di berikan Yesus. Yayasan Kalam hidup .hal :53
15. W.R.F.Browning. Kamus Alkitab . PT BPK GUNUNG MULIA.
16
dapat berkomunikasi dengan-Nya. "Lebih dari itu, Tuhan Yesus mati untuk menebus dosa manusia pribadi demi pribadi."Hille mengakui bahwa secara teologis, pemberian mandat kepada manusia untuk menjadi pengelola yang berkuasa atas segenap ciptaan (Kej 1:28) dilematis bagi manusia. Di satu sisi, manusia sebagai makhluk termulia dipercayakan Tuhan untuk berkuasa atas segenap ciptaan. Namun di sisi lain, sebagai ciptaan, manusia terikat kepada kedaulatan Sang Pencipta, yang telah menetapkan batas-batas wewenangnya. Sejauh mana manusia bisa melangkah dalam tapal batas kedua wilayah itu, di situlah letak ketegangan pergumulan etis dan moral. Dalam konteks itu, Hille, doktor teologia lulusan Universitas Munich (1989) itu menegaskan bahwa kloning pada manusia jelas berlawanan dengan kebenaran firman karena, "Tuhan menciptakan manusia sebagai gambar dan citraNya, sedangkan dalam kloning, manusia berusaha menciptakan suatu individu yang mirip dengan dirinya sendiri."Senada dengan Hille, Sahetapy dengan tegas menolak kloning pada manusia. "Secara mutatis mutandis, saya setuju dan mendukung bila hal itu diterapkan pada binatang dengan tujuan mencari bibit unggul. Tapi bila kloning diterapkan pada manusia, secara kategoris itu sudah melanggar kedaulatan dan wewenang Tuhan sebagai Pencipta," tandas Sahetapy yang pernah mendalami bidang apologetika Kristen di Institut Alkitab Tiranus Bandung itu. Oleh karena itu, menurutnya, kepatuhan terhadap hukum Tuhan bersifat mutlak, tanpa tawar-menawar. "Menguasai bumi dengan segala isinya tidak lalu berarti manusia menjadi seperti Allah."
Ternyata keunikan manusia bukan cuma diajarkan Alkitab. Kebenaran ilmiah melalui temuan-temuan dalam bidang bioteknologi dan kedokteran juga membuktikan hal itu, kata Dr Singgih Widjaja. Salah satu contoh fakta bidang genetika medis yang membuktikan keunikan manusia
17
dari binatang adalah dalam hal penyakit genetis. "Lihat contohnya pada anjing. Kalau pun mereka kawin di antara kerabatnya bahkan dalam satu keturunan, itu tidak menimbulkan cacat genetis pada anaknya. Coba pada manusia. Perkawinan sedarah langsung akan menghasilkan keturunan cacat," tandas dokter yang memperdalam medical genetics di Universitas Hawai itu. " Keberhasilan manusia meng-klon binatang adalah satu langkah terakhir menuju "penciptaan manusia". Kalau eksperimen mereka berhasil, maka akan semakin banyak orang membuang Kitab Sucinya, "kemurtadan bertambah-tambah", tanda akan segera berakhirnya zaman.Begitu banyak pertanyaan muncul mengenai teknologi "penciptaan" manusia oleh manusia ini, dimana kemajuan ilmu pengetahuan pada akhirnya menjadi "bumerang" yang menghancurkan peradaban manusia sendiri. Kitab Suci sudah menubuatkan perang teknologi tinggi di Harmageddon, dimana senjata-senjata nuklir, kimia dan biologi super canggih dipergunakan untuk tujuan pemusnahan massal, Zakaria 14:12 mengatakan: "daging mereka akan menjadi busuk sementara mereka masih berdiri (akibat langsung dari radiasi nuklir/biologi/kimia), mata mereka akan menjadi busuk dalam lekuknya (akibat senjata kimia), dan lidah mereka akan menjadi busuk dalam mulut mereka". secara kategoris itu sudah melanggar kedaulatan dan wewenang Tuhan sebagai Pencipta.
16.Kenneth E.Hagin. Nama Yesus.Hal:104-105
14. James G.Friesen ,Ph.D ,Dari hati yang di berikan Yesus. Yayasan Kalam hidup .hal :59
15. W.R.F.Browning. Kamus Alkitab . PT BPK GUNUNG MULIA.
18
BAB V
KESIMPULAN
Teknologi Clonning (Kloning) merupakan satu bagian kecil perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi memberi dampak bahkan reaksi yang besar dalam kekristenan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi manusia memprediksikan bahwa teknologi kloning ini akan mampu menciptakan manusia-manusia unggul. Tahapan percobaan laboratorium telah sampai pada tingkat yang sangat mengejutkan yaitu menciptakan mahluk hidup yaitu manusia. Satu hal yang tidak dapat disangkal adalah bahwa perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, bio-teknologi khususnya, sudah hampir mencapai titik tertingginya, yaitu menciptakan makhluk hidup. Manusia sudah bertindak sebagai tuhan dengan ilmu pengetahuan sebagai alatnya. Manusia saat ini bukan hanya sanggup membunuh makhluk hidup sebagaimana terjadi dalam praktek aborsi misalnya, tetapi juga sanggup mencipta makhluk hidup. Dalam kejahatannya, manusia sudah bertindak sebagai tuhan bagi kepentingan egoisme diri atau kelompoknya sendiri.
"Engkau tadinya merasa aman dalam kejahatanmu, katamu: "Tiada yang melihat aku!" Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu itulah yang menyesatkan engkau, sehingga engkau berkata dalam hatimu: "Tiada yang lain disampingku!" (Yesaya 47:10).
Dan Mereka pun menganggap dirinya tuhan sehingga mereka yang menentukan kapan manusia mati dan kapan manusia di ciptakan.
19
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUHAN……………………………………………………………….1
BAB II. APA YANG DIMAKSUD DENGAN KLONING ……………………………...3
A. CARA / PROSES MENGKLONING………………………………………………5
B. ALASAN DAN TUJUANNYA…………………………………………………....9
BAB III. PANDANGAN DARI SISI IMAN KRISTEN ………………………………..13
BAB.IV . KESIMPULAN………………………………………………………………..19
DAFTAR PUSTAKA
1. W.R.F. BROWNING. KAMUS ALKITAB,PT BPK GUNUNG MULIA
2. KENNETH E.HAGIN .NAMA YESUS . KENNETH E HAGIN MINISTRIES.
3. JAMES G.FRIESN,PhD. DARI HATI YANG DI BERIKAN YESUS, YAYASAN KALAM
HIDUP
4. MAJALAH INDIANAPOLIS: AMERICAN TRUST PUBLICATION, 1991.HUGHES,
( intrnet )
5. FIKIH DAN BIOETIKA ,JAKARTA: PT SERAMBI ILMU SEMESTA, 2004.
( intrnet )
6. CLONING ANDANIMAL EXPERIMENTATION. Surat kabar kompas Thn.2000
7. KLONING DITINJAU DARI ASPEK KALAM ERA MODERN ( intrnet )
8.PICHARD M.SIPLEY. MENGERTI KESEMBUHAN ILAHI, YAYASAN KALAM HIDUP